Water Supply and Sanitation Project for Low Income Communities/WSLIC-2

Proyek WSLIC (Water Supply and Sanitation Project for Low Income Communities) merupakan salah satu proyek dari Kementerian Kesehatan. Sejak ditandatanganinya MDGs (Millenium Development Goals) oleh para kepala negara anggota PBB di Johannesburg Summit bulan September 2002. Dengan target tahun 2015 akan mengurangi separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi dasar. Dengan demikian proyek WSLIC-2 bukan saja merupakan perwujudan komitmen global tetapi sekaligus berkontribusi dalam mencapai Indonesia Sehat 2010. Tahun 2002 juga menjadi tahun pertama dimulainya proyek WSLIC di Indonesia. Dana sepenuhnya adalah pinjaman dari Bank Dunia.

Proyek Air Bersih dan Sanitasi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah merupakan proyek yang ditujukan pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan. Salah satu komponen kegiatan dalam proyek ini adalah pengadaan prasarana dan sarana air bersih. Proyek ini juga di desain untuk memfasilitasi peningkatan status kesehatan, produktifitas, dan kualitas hidup dari sejumlah komunitas miskin di desa tertinggal di 7 Propinsi.

Tujuan proyek ini untuk memperbaiki perilaku dan layanan kesehatan yang berhubungan dengan penyakit penularan melalui air di lingkungan masyarakat; menyediakan layanan ketersediaan air bersih dan sanitasi yang aman, murah, memadai, dan mudah didapat; serta mengembangkan kesinambungan dan efektivitas melalui partisipasi masyarakat. Departemen Kesehatan Indonesia bertanggung jawab atas implementasi proyek ini. Kontribusi Australia digunakan untuk memberi bantuan teknis, kontrak-kontrak pelayanan termasuk penyediaan materi kesehatan bagi sekolah dan masyarakat, serta paket-paket media propinsi dan kabupaten, dan melaksanakan penelitian khusus menyangkut hal-hal seperti penelitian proyek, pelatihan fasilitasi masyarakat tim, dan audit teknis serta pelatihan kebijakan.

Pendekatan yang dipergunakan dalam pembangunan prasarana dan sarana air bersih ini adalah Demand Responsive Approach (DRA), artinya masyarakat secara aktif terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan, sampai dengan operasi dan pemeliharaannya. Masyarakat menentukan sendiri pilihan prasarana dan sarana yang akan dibangun, sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan mereka. Penyediaan air bersih ini nantinya diharapkan dapat mengurangi berbagai penyakit yang disebabkan oleh air yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya. 

Kegiatan-kegiatan komponen pemberdayaan masyarakat meliputi serangkaian kegiatan yang diawali dengan membangun kesadaran kritis masyakat, pengorganisasian masyarakat hingga perencanaan partisipatif untuk penyusunan rencana tindak pengelolaan sampah bekas berbasis komunitas dari, oleh dan untuk masyarakat.


Tujuan Survei

Tujuan survei secara garis besar adalah untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana pelaksanaan WSLIC-2 di Indonesia, terutama sekali untuk melihat sejauh mana setiap unsur yang terkait telah melakukan perannya masing-masing, sehingga dengan demikian kita dapat melakukan evaluasi seberapa jauh efektifitas pelaksanaan WSLIC-2 ini dan kendala-kendala apa yang dihadapi dan mencari solusi demi memperbaiki dan memperkuat pelaksanaan program-program pengentasan kemiskinan terutama program-program yang serupa.

Dalam pelaksanaan kegiatan WSLIC-2, masyarakat tidak hanya dijadikan sebagai obyek akan tetapi sekaligus menjadi subyek dari program. Masyarakat diberikan hak dan wewenang untuk mulai membuat kelembagaan lokal yang menampung seluruh aspirasi masyarakat, membuat rencana kegiatan, pelaksana kegiatan, sekaligus penerima manfaat program dan melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana yang telah dibangun.

Penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian SurveyMETER ini berusaha memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang pelaksanaan WSLIC-2, mulai dari pendataan survei Rumah Tangga maupun secara kualitatif melalui kegiatan FGD (Focus Group Discussion).

Wilayah Survei

Survey Evaluasi Dampak WSLIC-2 meliputi 148 desa yang terbagi dalam 6 propinsi 14 kabupaten yang terbagi sebagai berikut:
  • Jawa Barat : Batch 2, Kabupaten Ciamis, desa treatmen 5, desa kontrol 5. Kabupaten Bogor, desa treatmen 4, desa kontrol 4.
  • Jawa timur : Batch 1, Kabupaten Lamongan, desa treatmen 4, desa kontrol 6. Kabupaten Sampangan, desa treatmen 3 dan desan kontrol 3. Kabupaten Mojokerto, desa T 8. Desa K 2. Kabupaten Blitar, desa T 2, desa K 2.
  • NTB : Batch 1, Kabupaten Lombok Timur, desa T 10, desa K 1. Kabupaten Bima, desa T 12, desa K 7.
  • Sulawesi Selatan : Batch 1, Kabupaten Bone, desa T 4, desa K 4.
  • Sulawesi Barat : Batch 1, Kabupaten Polewali Mandar, desa T 4, desa K 4.
  • Sumatera Barat : Batch 1, Kabupaten Sawahluntuo Sijunjung, desa T 7, desa K 4. Kabupaten Solok, desa T 9, dan desa K 3.
  • Sumatera Selatan : Batch 1, Kabupaten Lahat, desa T 6, desa K 8. Kabupaten Muaraenim, desa T 9, desa K 9.

Sumber: 
  • Buku Manual Training WSLIC, Lembaga Penelitian Survey Meter Yogyakarta, Juni 2010.