MONUMEN TUGU PEPERA


Monumen Sejarah Di Jayapura
Monumen Pepera di kota Jayapura.
Sejarah yang melatarbelakangi berdirinya Monumen Pepera di kota Jayapura dan kota Merauke tidaklah sesederhana seperti apa yang Anda lihat pada foto-foto dalam postingan ini. Disitu tidak akan Anda temukan relief-relief yang menggambarkan tentang perjuangan dan perlawanan hingga berakhir dengan masuknya propinsi Papua (dulu disebut Irian Jaya) kedalam wilayah NKRI.

Yang nampak adalah perbedaan mencolok dari kedua isi plakat tulisan yang posisinya berada ditengah. Pada monumen di kota Jayapura Sidang Dewan Musyawarah tercetak 4 poin hasil sedangkan monumen di kota Merauke hanya berisi 2 poin sebagai hasilnya. Biar lebih jelas anda bisa perbesar foto dalam postingan ini. 

Saya sebenarnya tidak berkehendak untuk menyelidik atau bercerita tentang peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi keberadaan dua monumen dimuka. Saya hanya ingin memberitahukan saja kepada anda-anda sekalian, bila sedang berkunjung ke kota Jayapura atau kota Merauke sempatkanlah datang ke situs sejarah tersebut. Letaknya dekat dan mudah dijangkau. 

Letak monumen tugu Pepera di kota Jayapura berada persis diseberang gedung KONI. Wilayahnya dikenal orang dengan sebutan APO, kependekan dari America Post Office. Sewaktu saya berada disana, pembangunan mall Jayapura sedang dalam proses. Sedangkan monumen tugu Pepera di kota Merauke letaknya di depan kantor bank Mandiri cabang Mandiri di jalan Mandala, ambil arah ke pelabuhan Merauke dari bandara udara.

Tidak banyak orang yang tahu keberadaan kedua monumen tersebut, tidak terkecuali sopir-sopir angkot. Semoga petunjuk posisi yang saya catat bisa membantu anda menemukannya.
Letak kedua Monumen Tugu Pepera dapat lihat pada Peta Bapontar atau klik disini

Sejarah singkat tentang Pepera

Sejarah singkat ini saya dapat dari buku yang saya baca setelah pulang dari Papua. Saya membelinya di Gramedia Plaza Semanggi. Buku itu ditulis oleh Bernarda Meteray. Judulnya Nasionalisme Ganda Orang Papua. Diterbitkan tahun 2012 oleh PT. Kompas Media Nusantara.

Cerita diawali dengan diumumkannya Trikora pada 19 Desember 1961. Ketika itu bumi Papua masih dibawah kekuasaan Belanda, dan pertempuran fisik tidak terhindarkan. Selain melalui pertempuran, pemerintah Indonesia juga melakukan propaganda ke luar negeri demi mendapat dukungan negara-negara Barat. Bekal propaganda tersebut untuk meyakini kepada dunia Barat bahwa wilayah Papua adalah bagian dari wilayah RI. Ternyata aksi itu membawa hasil. PBB yang bermarkas di kota New York, menyerahkan wilayah Papua kepada Indonesia pada 15 Agustus 1962 melalui perjanjian yang kemudian dikenal dengan Perjanjian New York. 

Bangunan Sejarah Di Papua
Foto (29/05) berlatar Mall Jayapura yang sedang dalam pengerjaan.
Isi perjanjian tersebut antara lain, Pertama, Pemerintah akan menyerahkan wilayah Irian Barat kepada Penguasa Pelaksana Sementara PBB atau UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) pada 1 Oktober 1962. Kedua, pada 1 Oktober 1962 bendera PBB akan dikibarkan di wilayah Irian Barat berdampingan dengan bendera Belanda, dan kemudian diturunkan pada 31 Desember dan akan digantikan oleh bendera Indonesia, yang mendampingi bendera PBB. Ketiga, pemerintah UNTEA berakhir pada 1 Mei 1963, dan selanjutnya pemerintahan di wilayah Irian Barat akan diserahkan kepada pihak Indonesia. Keempat, pemulangan warga sipil dan militer Belanda harus sudah berakhir pada 1 Mei 1963. Kelima, pada 1969 rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat mereka, apakah akan tetap dalam wilayah RI atau memisahkan diri pada 1969 dari RI melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

Tugu Pepera di Kota Jayapura
Letak Tugu di seberang gedung KONI dan berada di wilayah A.P.O Bengkel.
A.P.O merupakan akronim dari America Post Office.
Pepera dilaksanakan di Papua melalui beberapa tahapan. Tahap pertama pada 24 Maret 1969, yang berupa konsultasi dengan dewan kabupaten di Jayapura perihal tata cara penyelenggaraan Pepera. Tahap kedua adalah pemilihan Dewan Musyawarah Pepera, yang berakhir pada Juni 1969. Tahap ketiga adalah pelaksanaan Pepera berawal di Kabupaten Merauke dan berakhir di Jayapura pada 4 Agustus 1969. Menurut hasil Pepera, rakyat Papua memilih untuk tetap dalam wilayah kekuasaan RI.