Kamera penjebak dipasang dengan tujuan untuk mendapatkan video atau foto yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu, jenis kelamin, dan sedapat mungkin ciri-ciri lain terkait status perbiakan.
Tentang Kamera Penjebak
Saat ini terdapat beragam jenis, merk dan tipe kamera yang tersedia di pasar, baik yang siap pakai maupun yang perlu dirakit antar-komponen utamanya (sensor, lampu kilat, badan kamera). Dalam panduan ini, diasumsikan bahwa survey akan menggunakan jenis kamera yang siap pakai yang semua peralatannya telah berada dalam satu unit alat yang tahan dan dapat beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca (weatherproof). Kamera semacam ini umumnya menggunakan sensor inframerah pasif, dengan bentuk sensor yang mengerucut, yang melebar seiring dengan meningkatnya jarak dari kamera. Ini artinya kamera dapat mendeteksi benda dengan suhu yang berbeda dengan suhu ambien (lingkungan) yang bergerak di depan kamera.
Untuk badak sangat sensitive, sangat direkomendasikan untuk menggunakan tipe kamera no-glow dan dengan flash inframerah, sehingga keberadaannya tidak akan mudah dideteksi. Itu karena aktivitas sensor dan kamera no-glow tidak akan dapat dilihat oleh mata manusia dan satwa.
Agar mendapatkan hasil yang memadai, disarankan menggunakan kamera yang memiliki resolusi setinggi mungkin (8 MP atau lebih) dan di-set untuk merekam dengan resolusi tertinggi. Karena beragamnya jenis dan tipe kamera, panduan ini tidak akan menjelaskan secara detil komponen yang ada dalam kamera otomatis. Meski demikian, secara umum camera penjebak ber-sensor inframerah pasif yang biasa digunakan umumnya memiliki beberapa komponen sebagai berikut:
Penempatan dan pemasangan kamera dilakukan dengan mengikuti kaidah estimasi populasi dengan Spatial Capture-Recapture (SCR) untuk populasi tertutup, yakni dengan pembatasan periode (lamanya waktu) pemasangan kamera di satu blok pengambilan sampel sehingga dapat diasumsikan tidak adanya perpindahan individu (keluar masuk ke blok), perubahan jumlah akibat kelahiran atau kematian, maupun perubahan fisik pada suatu individu yang dapat mengacaukan identifikasi individu.
Tentang Kamera Penjebak
Saat ini terdapat beragam jenis, merk dan tipe kamera yang tersedia di pasar, baik yang siap pakai maupun yang perlu dirakit antar-komponen utamanya (sensor, lampu kilat, badan kamera). Dalam panduan ini, diasumsikan bahwa survey akan menggunakan jenis kamera yang siap pakai yang semua peralatannya telah berada dalam satu unit alat yang tahan dan dapat beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca (weatherproof). Kamera semacam ini umumnya menggunakan sensor inframerah pasif, dengan bentuk sensor yang mengerucut, yang melebar seiring dengan meningkatnya jarak dari kamera. Ini artinya kamera dapat mendeteksi benda dengan suhu yang berbeda dengan suhu ambien (lingkungan) yang bergerak di depan kamera.
Untuk badak sangat sensitive, sangat direkomendasikan untuk menggunakan tipe kamera no-glow dan dengan flash inframerah, sehingga keberadaannya tidak akan mudah dideteksi. Itu karena aktivitas sensor dan kamera no-glow tidak akan dapat dilihat oleh mata manusia dan satwa.
Agar mendapatkan hasil yang memadai, disarankan menggunakan kamera yang memiliki resolusi setinggi mungkin (8 MP atau lebih) dan di-set untuk merekam dengan resolusi tertinggi. Karena beragamnya jenis dan tipe kamera, panduan ini tidak akan menjelaskan secara detil komponen yang ada dalam kamera otomatis. Meski demikian, secara umum camera penjebak ber-sensor inframerah pasif yang biasa digunakan umumnya memiliki beberapa komponen sebagai berikut:
- Kotak kamera, berfungsi sebagai pelindung komponen kamera penjebak
- Flas inframerah (infrared), berfungsi untuk menambah pencahayaan pada malam hari atau dalam kondisi yang gelap.
- Kamera (di dalam kotak), yang berfungsi merekam obyek secara visual baik dalam bentuk foto atau video (dan untuk beberapa tipe tertentu juga audio)
- Sensor, berfungsi mendeteksi adanya obyek dengan suhu yang berbeda dari suhu lingkungan yang bergerak di depan kamera. Sensor kemudian akan memicu shutter release yang mengaktifkan kamera untuk merekam gambar dan suara.
- Layar monitor/LCD, berfungsi untuk melihat pengaturan. Untuk beberapa model terbaru, layar juga dapat digunakan untuk melihat hasil foto/video.
- Tombol pengatur, digunakan untuk mengatur beragam pilihan operasional kamera misalnya terkait tingkat sensitivitas sensor, format rekam foto/video, kualitas gambar, durasi, lamanya jeda antar foto dan sebagainya.
- Baterai, berfungsi sebagai sumber daya untuk operasional perangkat kamera. Gunakan jenis baterai yang memiliki daya tahan paling kuat, seperti Energizer Lithium ™ atau yang setara, sehingga kamera dapat beroperasi secara optimum selama tidak kurang dari 3 bulan tanpa perlu mengganti baterai.
- Kartu memori, berfungsi sebagai menyimpan data visual dan audio yang terekam. Pastikan kartu memori yang digunakan memiliki kapasitas yang cukup untuk menyimpan gambar selama tiga bulan beroperasi.
Teknik Pemasangan Kamera Penjebak di Lapangan
Kamera dipasang di blok sampling dan di sel target yang telah ditentukan. Di lokasi yang telah ditentukan, kamera penjebak ditempatkan di titik yang diduga paling sering dikunjungi oleh satwa target, yaitu tempat yang sering digunakan oleh satwa tersebut, seperti:
- Jalur ke tempat mencari makan/rumpang (feeding ground);
- Jalur ke tempat buang feses (Contoh: badak sering membuang feses di lokasi tertentu seperti sungai kecil atau badan air);
- Jalur ke tempat berkubang dan mandi (kubangan, sungai dan muara);
- Jalur yang biasa dilewati untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Pemasangan kamera penjebak dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
- Kamera dipasang dengan cara mengikatnya pada batang pohon, ketinggiannya disesuaikan dengan tinggi satwa target. Untuk badak sumatera disarankan pada ketinggian sekitar 120-150 cm dari dasar tanah (sejajar dengan tinggi bahu badak) atau sejajar dengan jalur obyek jika kondisi tanah miring. Hal ini untuk menghindari gangguan badak terhadap kamera. Yang perlu dipertimbangkan, selain untuk mendapatkan gambar badak yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu, juga untuk menghindari gangguan dari badak, satwa lain, atau manusia.
- Jarak antara kamera ke obyek perlu disesuaikan dengan jenis kamera. Misalkan untuk menghasilkan gambar badak yang utuh, jarak ideal antara kamera dengan badak/obyek berkisar antara 5 hingga 8 meter. Perlu dipertimbangkan agar jarak tidak terlalu jauh karena akan mempengaruhi kualitas (ketajaman) gambar yang dihasilkan; namun di lain sisi juga agar tidak terlalu dekat sehingga gambar yang dihasilkan tidak utuh.
- Besaran sudut antara arah kamera dengan obyek yang disarankan adalah sekitar 45 derajat. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil rekaman yang lebih lama, sehingga satwa target berkesempatan untuk menampilkan dirinya dari berbagai sisi tubuhnya.
- Untuk mendapatkan durasi video optimal, disarankan juga untuk dapat menemukan bagian jalur yang memungkinkan untuk merekam gambar satwa target dalam waktu yang relatif lama (misalnya tikungan jalur). Penempatan kamera di pojok jalur dapat memperbesar kemungkinan rekaman video untuk jangka waktu yang relatif lama dan memberikan peluang untuk mendapatkan gambar satwa target dari berbagai sisinya.
- Untuk mendapatkan gambar yang baik, perlu diperhatikan intensitas cahaya dan sudut kamera terhadap obyek. Bila memungkinkan, hendaknya dihindarkan arah timur-barat, dan lebih diarahkan utara-selatan. Sudut terbit dan terbenamnya matahari, yang berubah seiring dengan perubahan musim, perlu dijadikan pertimbangan dalam menentukan arah lensa kamera.
- Keamanan kamera, perlu dipastikan dengan mempertimbangkan faktor manusia, faktor cuaca (panas, hujan), kondisi hutan (hutan, rawa, pegunungan), dan gangguan satwa besar maupun kecil termasuk semut.
- Minimalkan gangguan atau perubahan lokasi oleh aktifitas tim. Hindari untuk makan atau merokok di sekitar tempat pemasangan kamera.
Pengaturan Kerja Kamera Penjebak
Berikut beberapa pengaturan (setting) yang disarankan untuk kamera penjebak yang bertujuan untuk identifikasi individu, dan merupakan bagian dari analisis populasi dengan teknik Spatial Capture-Recapture (SCR):
Mode Perekaman: Sangat disarankan untuk memasang kamera secara berpasangan untuk mendapatkan video/foto dari kedua sisi tubuhnya. Untuk pemasangan pada jalur lintasan, disarankan untuk memasang satu foto dan satu video (jika tipe kamera yang digunakan memiliki opsi tersebut). Pemasangan pada kubangan atau saltlick, tidak mengharuskan kamera berpasangan. Jika hanya salah satu yang harus dipilih, gunakan video. Pilih resolusi terbaik yang tersedia. Selain itu, untuk kamera yang berpasangan sebaiknya digunakan format video di satu sisi dan format foto di sisi lain. Untuk foto maupun video, pastikan untuk memilih resolusi yang tertinggi.
Pengambilan Gambar: Kamera hendaknya diarahkan sedemikian rupa agar dapat memperoleh gambaran umum bentuk tubuh, jenis kelamin, mendapatkan detail satwa target. Selain itu, bentuk ekor bentuk kelenjar menyusui (mammae) juga sangat membantu dalam identifikasi.
Pengaturan (setting) kamera yang disarankan:
- Panjang video: Pilih durasi 30 detik.
- Interval antar-rekaman: Untuk memilih tenggang waktu (interval) antarklip video, pilih 3 detik
- Set Clock: Untuk pengaturan data waktu perekamanan, pilih jenis tahun-bulan-hari-jam-menit
- Stamp Date: Untuk memunculkan data waktu perekaman pada setiap foto/klip video, pastikan ‘on’ dipilih untuk opsi stamp date.
- Exposure: Disarankan untuk mengambil tida exposure dalam sekali picu.
Setelah kamera terpasang dan di setting dengan pengaturan yang dikehendaki, langkah berikutnya yang diperlukan adalah memastikan kamera telah beroperasi dengan benar. Perlu dilakukan uji coba pengambilan gambar, sekaligus merekam data pemasangan. Data pemasangan minimal harus mencakup tanggal pemasangan, kode stasiun dan nomor kartu memori. Seluruh tim pemasangan harus tampil dalam foto/video pertama.Kemudian, kamera dibiarkan beroperasi selama tiga bulan sebelum dilakukan pengecekan, dan tiga bulan berikutnya sebelum diambil dan dipindahkan ke lokasi blok pengambilan sampel yang lain.
Pengecekan kamera
Pengecekan kamera dilakukan setelah kamera beroperasi selama tiga bulan. Semua anggota tim yang mengecek harus memastikan untuk membawa peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan, antara lain:
- Buku data pengecekan kamera
- Baterai pengganti
- Kartu memori pengganti
- Alat pembersih lensa dan kamera
- Penyerap kelembaban (silica gel)
- Multi tools dan alat lain yang diperlukan untuk melakukan pengecekan atau perbaikan minor
- Kamera cadangan, jika kamera yang terpasang ditemukan dalam kondisi rusak.
Sesampai di lokasi stasiun kamera, pertama-tama semua anggota pengecekan kamera harus bersama-sama melintas di depan kamera. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah kamera dalam kondisi aktif atau tidak aktif. Jika aktif, maka hasil foto juga akan menunjukkan waktu pengecekan dan siapa saja yang terlibat.
Jika kamera dalam kondisi tidak aktif atau rusak, upayakan untuk melakukan perbaikan. Jika gagal, gantilah dengan kamera cadangan yang dibawa.
Jika kamera aktif, gantilah memori, baterai dan penyerap kelembaban. Bersihkan kamera, khususnya bagian lensa, dan cek seluruh bagian kamera untuk memastikan kamera dapat beroperasi secara optimal dalam tiga bulan ke depan.
Setelah semua pengecekan dan penggantian dilakukan, kembali lakukan pengetesan kamera dan sekaligus pose bersama dengan semua anggota tim. Sebelum meninggalkan lokasi, pastikan semua kolom dalam lembar data pengambilan memori, dan pemasangan memori baru telah terisi dengan lengkap.
Pengambilan kamera
Pengambilan kamera dilakukan dengan prosedur yang sama dengan pengecekan kamera kecuali bahwa kamera yang dicek langsung diambil bersama dengan memori yang tersedia. Dengan demikian, peralatan yang dibutuhkan untuk pengecekan dan pemasangan kembali tidak diperlukan. Sesampai di lokasi kamera yang hendak diambil, semua tim juga perlu berpose di depan kamera untuk menandai kondisi kamera dan memastikan waktu dan anggota tim yang terlibat.