Foto Bersama Tim MBS Sulawesi Selatan, 2011. |
Bila datang ke Makassar sempatkanlah untuk melongok ke dalam benteng Rotterdam. Banyak informasi sejarah tentang masa lalu yang kita dapat. Mengunjungi salah satu dari sekian banyak tempat wisata sejarah di Sulawesi Selatan menjadi pengalaman berharga bagi saya dan teman-teman yang tergabung dalam tim MBS Sulsel 2010.
Benteng Rotterdam yang sekarang dikenal dengan nama Benteng Makassar, adalah salah satu peninggalan sejarah keperkasaan kerajaan masa lalu Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa yang merupakan kerajaan yang sangat kuat dan berjaya pada abad XVII, dengan kota perniagaannya Makassar. Kerajaan Makassar pada masa itu dilihat dari arah laut adalah sebuah wilayah yang dilengkapi dengan perbentengan. Kerajaan ini mempunyai 17 benteng yang melindungi ibukota Makassar dan sekitarnya.
Pada tahun 1677 ketika kekuatan Gowa dikalahkan oleh Belanda, semua benteng dimusnahkan kecuali benteng Rotterdam. Sedangkan benteng Somba Opu setelah dua tahun kemudian dihancurkan secara total oleh Belanda.
Benteng Rotterdam sejak awal dibangun oleh Raja Gowa X pada tahun 1545 yang bernama “Imarigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung”, yang juga terkenal dengan nama “Tunipallangga Ulaweng”.
Bentuk dasar benteng ini adalah segi empat dengan gaya arsitektur Portugis. Terbuat dari tanah liat, dengan model yang sama dengan benteng-benteng di Eropa pada abad XVI dan XVII, dengan tambahan tonjolan keluar yang melekat pada bentuk dasar benteng, yang mirip dengan bentuk penyu.
Selama masa pendudukan Belanda benteng ini dibangun kembali dan diberi nama “Fort Rotterdam”. Pada masa itu benteng menjadi pusat pemerintahan dan perniagaan. Selama masa pendudukan Jepang, benteng ini berfungsi sebagai Pusat Studi Pertanian dan Bahasa.
Pada masa sekarang, bangunan yang ada di dalam benteng dimanfaatkan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Taman Budaya (kesenian, pergelaran tari, musik dan lain-lain), serta museum negeri. Museum ini menggelar berbagai benda-benda bersejarah, manuskrip, patung, keramik, pakaian-pakaian tradisional, dan berbagai benda budaya lainnya dari berbagai suku bangsa di Sulawesi Selatan.