Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah
lebih dari 250 juta jiwa. Angka populasi penduduk tersebut telah menempatkan
Indonesia pada urutan keempat setelah Cina, India dan Amerika. Besarnya
populasi penduduk di Indonesia tentu saja sebanding lurus dengan kebutuhan
sumber pangan yang besar pula.
Sumber pangan pokok bangsa Indonesia adalah Beras, yang belum
tergantikan hingga kini. Oleh karena produksi beras nasional yang tidak
seimbang dengan kebutuhan pangan sehingga diperlukan lah diversifikasi sumber
pangan. Namun usaha yang dilakukan oleh pemerintah hingga kini belumlah
efektif. Kendati, program tersebut sudah sekian lama diwacanakan oleh
pemerintah.
Sebenarnya aneka sumber pangan di Indonesia cukup variatif
untuk daerah-daerah di Indonesia, antara lain ubi-ubian, jagung, sagu dan
lain-lain. Salah satu tanaman sagu-saguan dari famili Palmae yang juga memiliki
potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan adalah sagu Baruk
(Arenga microcarpa Becc).
Sagu baruk sudah sejak lama dimanfaatkan oleh penduduk di
Wilayah Kepulauan Sangihe dan Talaud, Propinsi Sulawesi Utara, sebagai sumber
pangan. Namun demikian seiring dengan kemajuan pembangunan tanaman ini mulai
ditinggalkan penduduk setempat dan beralih ke sumber pangan lain, terutama
beras.
Walaupun Sagu baruk tidak lagi dijadikan sebagai makanan
pokok, tapi pengolahan tanaman ini masih tetap dilestarikan dan bahkan menjadi
salah satu sumber penghasilan ekonomi penduduk setempat. Tengok saja
pengolahannya di desa Kuma, kecamatan Tabukan Tengah, kabupaten Sangihe,
Provinsi Sulawesi Utara.
Mengamati penyaringan Sagu. |
Batang pohon Sagu Baruk siap diolah. |
Butuh kesabaran dalam pengolahannya. |
Penyaringan dilakukan berulang kali sebelum diendapkan. |
*Catatan dan dokumentasi saat melakukan Survey SEDAP 2010 di Kabupaten Sangihe. Dalam foto: Dwi Oktarina, Teguh Adminto, dan Oplah Yan.