Situs megalitik favorit di Nias Selatan itu berada di desa Bawomataluo. Pernyataan saya ini mungkin terdengar berlebihan. Namun, bila Anda datang ke tempat ini, pasti Anda membenarkan pendapat saya.
Desa Bawomataluo berada tidak jauh dari kota Teluk Dalam. Kini, akses jalan untuk menuju tempat bersejarah ini begitu mudah dan mulus, tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Anda dapat menyewa mobil atau motor dari Teluk Dalam. Jarak tempuh dari kota Teluk Dalam ke desa Bawomataluo sekitar 19 km dan menghabiskan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam. Tidak terlalu jauh bukan.
Sebagai situs Megalitik Favorit, obyek wisata sejarah ini akan menawarkan pemandangan yang berbeda dengan situs-situs megalitik lain di Indonesia. Anda akan melihat kemegahan, kehebatan dan mempelajari tentang bagaimana kehidupan leluhur orang Nias tempo dulu. Cerita legenda tentang keberanian orang Nias jaman megalitik dapat Anda dengarkan dari pemandu-pemandu lokal yang umumnya masih berusia remaja. Fakta Ini menandakan bahwa cerita legenda nenek moyang mereka tetap terus terjaga dan diturunkan kepada anak-anak muda Nias, terutama anak-anak muda desa Bawomataluo.
Saat pertama Anda tiba, ada baiknya singgah ke rumah kepala kampung yang menyediakan souvenir lokal. Tepat didepan rumah kepala kampung Anda akan menjumpai tangga batu untuk naik ke situs megalitik Bawomataluo yang berada diatas. Terdapat dua buah kepala naga batu di kaki tangga sebagai pintu masuk sekaligus semacam patung selamat datang.
Tiba diujung tangga Anda akan melihat perkampungan tua jaman megalitik yang berdiri rapih saling berhadapan. Jika menengok kebelakang, pandangan Anda akan berhenti pada satu titik yakni pantai Sorake, sebuah pantai yang terkenal sebagai lokasi berselancar. Melangkah lebih dalam lagi Anda akan menjumpai arena loncat batu, rumah besar milik bekas leluhur dan benda-benda peninggalan megalitik yang tertata di depan rumah besar itu.
Seketika itu juga Anda akan didekati dengan ramah oleh pemandu-pemandu wisata berusia remaja. Terimalah ajakan mereka karena Anda pasti memerlukan pengetahuan tentang seluk beluk desa Bawomataluo dari mereka. Para pemandu-pemandu wisata ini pun bisa diminta tolong untuk memotret kita. Kalau Anda ingin melihat atraksi loncat, cukup membayar sebesar 100,000 untuk sekali loncat. Dengan begitu Anda ikut melestarikan budaya lokal karena uang tersebut sebenarnya dikumpulkan dan akan digunakan bagi kepentingan masyarakat desa Bawomataluo.
Mereka juga akan mengajak Anda untuk berjalan keliling kampung dan menceritakan mengenai patung-patung batu yang terdapat depan rumah warga. Patung-patung batu ada yang berdiri dan ada yang berbentuk meja batu panjang (dolmen) ukuran sekitar 1,5 meter. Relief-relief atau motif yang terdapat di tiang batu, meja batu ataupun rumah-rumah adat yang ditempati warga mempunyai makna filosofis.
Selesai berkeliling kampung, Anda akan diajak masuk ke rumah adat besar yang berumur tua, milik dari ketua adat atau kepala kampung ketika jaman dulu. Rumah ini masih ditinggali seorang lelaki yang masih keturunan sang raja. Saya tidak tahu dari keturunan keberapa lelaki itu karena sungkan untuk saya tanyakan.
Didalam rumah masih tersimpan benda-benda sebagai tanda jejak kehidupan leluhur orang Bawomataluo. Seperti kursi raja misalnya. Anda bisa foto sambil duduk di kursi raja. Setelah puas melihat isi rumah, Anda dapat mengisi buku tamu yang disediakan oleh pemilik rumah. Nah, masih belum puas dengan cerita saya? Kalau begitu Anda datang ke situs megalitik ini.
Sebagai pengantar bila mengunjungi tempat ini, berikut saya tampilkan beberapa foto hasil bapontar saya bersama teman-teman beberapa waktu lalu. Saya juga berikan petunjuk arah untuk menuju ke tempat ini yang bisa dilihat pada laman peta bapontar.